Seperti yang kita ketahui bahwa media memegang peranan penting di dalam penyebaran informasi.
Media sendiri mempunyai 3 peranan pemting yaitu :
- Sebagai penyebar informasi,
- Sarana hiburan,
- Pembentuk opini publik
50 tahun belakangan ini media menjadi kekuatan dahsyat bagi pendidikan kesehatan dan perubahan perilaku. Penggunaan media massa dalam bidang kesehatan merupakan bagian penting komunikasi kesehatan contohnya : peran media massa dalam kegiatan KB, anti rokok, narkoba, seks bebas, suami siaga dan lain-lain.
Media harus dapat melakukan pemasaran dengan baik dengan menggunakan model pendekatan sistematis menggunakan riset konsumen dan menggunakan sejumlah saluran komunikasi guna mengubah perilaku dari khalayak itu sendiri.
Terdapat 5 langkah pemasaran sosial untuk kesehatan yang harus diperhatikan yaitu :
- Penilaian (assess)
- Perencanaan (plan)
- Pre-test materi edukasi (pre-test)
- Penerapan intervensi (deliver)
- Pemantauan (monitor)
Advokasi media merupakan penggunaan strategik media massa untuk meningkatkan inisiatif sosial dan masyarakat. Advokasi media juga bertugas untuk menstimulasi peliputan media massa secara luas yang berguna untuk meningkatkan dukungan dari masyarakat bagi kebijakan publik yang efektif dalam masalah masyarakat. Advokasi media sendiri tak langsung mengubah individu masyarakat, tetapi membutuhkan waktu yang panjang. Dapat kita lihat pada kebiasaan merokok di Amerika, dahulu banyak orang merokok hanya untuk prestige (baik di kalangan atas maupun bawah), akan tetapi seiring dengan peran media maka kebiasaan merokok tersebut berkurang dan yang sebagian besar yang merokok hanya pada kalangan buruh dan bawah saja. Esensi dari advokasi media lebih besar daripada meningkatkan kesehatan masyarakat tetapi pada kekuatanya yang melibatkan masyarakat di dalam proses pembuatan kebijakan publik.
Tidak hanya televisi dan koran yang berperan penting di dalam advokasi media tetapi radio juga mempunyai peranan yang besar dan efektif di dalam advokasi kesehatan masyarakat.
Jurnalisme pun sekarang telah berevolusi tak selalu "Bad News is Good News", buktinya muncul Jurnalisme Damai pada saat ethnic-cleansing di rwanda, Compassionate Journalism (jurnalisme empati) untuk AIDS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar